Minggu, 13 Maret 2016

Naik Gajah Ku Mengantar Ayah

 Naik Gajah Ku Mengantar Ayah

Diawali dari gonjang-ganjing gara-gara situs mulkiplik hilang dari peredaran, maka saya rasa perlu untuk mem-back-up tulisan-tulisan saya ke sini. Beruntung jejak-jejak tulisan lama saya masih bisa diselamatkan via sent email yahoo saya.

Nah kali ini saya akan back up salah satu caper saya, yaa satu dulu. Koneksinya ngantri, dan lagi sudah malam ini. habis publish yang ini langsung deh cuci kaki teyus tidur.....ciyuuussss......

Naik Gajah ku mengantar Ayah.
6 Mei 2012
Hari minggu yang berbeda dari biasanya, Minggu-minggu sebelumnya selalu diwarnai perburuan lawan waktu menuju ke barat. Kali ini justru ngetan dan tidak ada cerita dikejar waktu.
Percakapan seminggu sebelumnya (sudah ditranslate) :
“Pah, buat minggu depan naik Ramayana aja yaa, turun Secang, sambung bumel ke Parakan” bujukku.
“Wah kok aneh-aneh, memangnya nggak ada yang langsung Parakan?”
“Ramayana bis-nya lebih nyaman, jok-nya longgar, makannya enak, tiket juga sama harganya” bujukku promosi, karena memang sedang kesengsem dengan si unyu-unyu dari Muntilan itu. Padahal jujur saja, diantara dua kandidat bus yang akan kami tumpangi, dua-duanya belum pernah aku mencicipinya juga.
“OBL kemarin kan Papah sudah pernah....” rayuku lagi..
“Nggak..... cari yang langsung, nggak pake oper-operan”...duhhhh...... yo wis nurut daahh..
Bagaimana dengan andalanku selama ini, Santoso?? Nggak ah, sementara prei dulu, AC Vip 7 baris seat buatan karoseri non leg rest langsung kucoret. Orang tua harus naik minimal eksekutif, sukur-sukur dapet super eksekutif.  Lagipula tidak ada misi mengejar waktu.

Siang jelang sore itu kami berdua telah berada di resto-nya Mas Mul Soto, sambil mengisi perut, sesekali kami menengok ke depan, kalau-kalau bis yang akan mengangkut kami telah tiba di pelataran terminal. Setelah makan, sejenak kami berkeliling terminal, ada Handoyo New Celcius, ada Ramayana E3, dan sejenak kemudian muncullah sosok Gajah Temanggung yang akan menggendong kami bertolak ke Timur. Oh ya, seingatku hari itu ada pula Mas Ponirin yang -dikala itu- masih galau. Tumben juga kok nggak sedang on duty menyiapkan bahan untuk membuat KiPerPon. Kalau sekarang sih nggak usah ditanya kenapa sering perpal di Jakarta.
Kehadiran Sang Gajah segera kami dekati, yup seperti yang sudah diduga, kali ini Hino RK-8 body New Travego Smile yang bertugas. Berbekal dua lembar tiket untuk seat 19-20 kami check in ke dalam lambung gajah jepang ini. Satu tas ukuran sedang langsung aku letakkan di bawah kursi nomor 20. Kutebarkan pandangan, konfigurasi seatnya lumayan unik. Seat kiri berjumlah enam baris, namun di depan pintu belakang masih tersedia space untuk satu kursi lagi. Jadi jarak antar bangku masih menganut 7 baris, namun yang dipasang cuma enam. Itulah sebenarnya yang menjadikan alasan kenapa sedari awal aku pilih seat 19-20, padahal ada seat kiri yang lebih depan. “Mbak saya minta yang kanan ” begitulah special requestku saat menebus tiket minggu sebelumnya. Di ruang kosong tersebut terhampar kasur matras, mungkin untuk istirahat crew-nya.
http://img837.imageshack.us/img837/2113/pulogadung2012050601008.jpg
AA1616N
Sebelum berangkat, petugas agen melakukan kontrol. Saat itu oleh mas-mas agen kami ditawari seat 11-12 kosong, ya sudah laah, mau aja maju:) happy. Pukul  16.35 Sang Gajah dengan nomor registrasi AA1616 N meninggalkan Terminal Rawamangun. Tidak melewati pintu Tol Pedati, namun bus diarahkan menuju Arion Mall, kemudian berbelok kiri menyusuri jalan Pramuka. Posisi sandaran punggungku yang tanggung antara rebah dan tegak membuatku tidak nyaman. Segera tangan kiriku meraba-raba lokasi biasanya tuas recleaning seat berada. Heh??? Kok nggak ada..... kutengok tempat dimana biasanya tuas recleaning seat berada, ya ampuunnn....!!!! tuasnya sudah hilang!!!:(( crying, yang ada tinggal lubangnya tempat biasanya recleaning seat menyembul dari dalamnyaX( angry. Mau pindah lagi ke seat 19-20 kok repot, dan ngisin-isini. Di posisi seat nomor 20 Papahku nyaman saja karena baik recleaning seat maupun leg rest berfungsi dengan baik.
Bus masuk Tol Lingkar dalam yang kebetulan juga tidak terlalu ramai, perangkat audio sempat berdesis sejenak, tanda akan ada yang bernyanyi. Hmm hiburannya apa yaa?? Penasaranku. Sekian detik kemudian yang muncul justru olah vokalnya Ayu Ting-Ting dalam lagu Alamat Palsu. Not interested ah..[-( not talking
16.54 Sang gajah mulai menapaki permadani Hitam Cawang-Cikampek, sebuah Setia Negara “Al Faruq” langsung mempecundangi dan menyisakan kepulan asap kepada sang gajah yang sedang mengambil nafas:-& sick. Style mengemudi driver pertama cukup kalem, tidak memforsir power melimpah dibalik chassis hino RK-8 ini. Kendati berjalan kalem dalam kisaran 70-80kph, bukan berarti Sang Gajah hanya menjadi bulan-bulanan. Sumber Alam Legacy Hino RK-8 langsiran 2010 AA1503AL jurusan Klaten berhasil dilewati dari sisi kiri. Melintasi Jatibening tampak Setia Negara “Al Faruq” menepi, mengais penumpang yang memerlukan tempat berteduh karena hujan turun merata. Sejurus kemudian hujan bertambah deras menyebabkan lalu lintas di dalam Tol semakin merayap. Dalam kepadatan lalu lintas sore itu, Sahabat Legacy dengan kode PC45 yang membawa rombongan anak TK berhasil mengambil celah untuk melewati busku. Dalam kepadatan lalu lintas ini snack dibagikan[]--- cook.
17.15 melintasi KM 20, kondisi hujan mulai mereda, kecepatan dapat ditingkatkan, meskipun masih dalam kisaran kecepatan standard. SA Bisnis Non AC 200082 Panorama DX dan Madjoe ploduk 261 berhasil dilewati tanpa perlawanan. Sebagian penumpang mulai menarik selimutnya. Kuamati ke barisan kursi depan, tampak seorang anak usia 10 tahunan dengan bapaknya yang berpotongan cepak, mirip “anggota”, sementara bangku deretan kedua diisi rombongan makhluk halus era 70an. Agak lupa aku dengan penumpang di seberang kami. Dari deretan penumpang depan tampak segmen pasar Safari Dharma Raya, sepertinya kaum mapan. Bukan para pemburu waktu, apalagi kaum kompor yang setia di barisan terdepan>:) devil. Ada hal menarik saat kuperhatikan lantai kabin yang basah, oh ternyata dari atas, tempat pintu emergency exit yang diatas bocor#-o d'oh!.
17.25 Driver pinggir mengambil tiket Tol, kondisi lintasan telah mengering, sehingga tetesan air dari emergency exit juga berhenti. Kernet bus ini beranjak dari kursi CB, kali ini untuk mensensus tujuan masing-masing penumpangnya. Tiba di penumpang depanku (Makhluk halus era 70an) “Kowangan, ngerti po ra??” weww.....#:-S whew!..galak juga nih emak-emak. Kernet muda ini hanya mengangguk, “nggih bu” jawabnya. Kami yang menyaksikan adegan itu cuma senyum:P tongue. Sisa cerita di dalam Tol adalah Bhinneka “Dewi” ngeblong secara sadis. Begitu pula dengan Karunia Bakti N63 new face yang masuk saat driver pertama menjalankan aksi netral. Hiburan dari sisi blong-blongan adalah SJ 52zx. Lanjut lagi daftar bus yang mengovertake adalah Ros In 348, MGI m0803 koridor Bandung-Bogor. Menara Jaya “NOK DIAN” G1409BB memperpanjang daftar bus yang ngeblong saat kami melaju santai di depan Rest Area KM 57. Shantika Merah Bayu Furindo menjadi bus terakhir yang menyalip kami tepat di KM 60.
Keluar Tol Cikopo bus melaju santai dengan kaca pintu kiri depan dibuka, masuklah empat orang, yang menarik dari keempat orang itu dua orang perempuan usia 27-30an, satu orang memakai anting besar, seperti mau show.Lalu lintas Cikampek sore itu kurang bersahabat, bahkan bus diarahkan masuk ke kota Cikampek.
18.24 Masih dalam kemacetan di kota Cikampek, Luragung Jaya kuning “Layung Sari” membuka jalur, sehingga semakin memperparah kemacetan. Dalam kemacetan ini aku memilih untuk menarik selimut, mencoba menikmati menjadi penumpang kelas Eksekutif. Badanku kumiringkan, mencoba mencari posisi paling nyaman di atas bangku yang tidak bisa disetel ini:-& sick.
19.33 Aku terbangun saat melintas Fly Over Pemanukan bersama HS 163 Jetbus. Lumayan juga laju sang gajah saat aku terlelap. Kubangunkan Papahku, sebagai persiapan untuk makan malam, karena RM Taman Sari sudah tak seberapa jauh. Masuk ruang servis makan yang remang-remang (remang-remang karena lampu neon di dalam ruang makan ditutup dengan kertas minyak) kami segera menuju ruang servis makan. Papahku mengambil menu ayam goreng dua potong karena tidak tahu, eh ternyata Mbak-Mbak yang bertugas diam saja, ah ya sudah ikutan ambil dua potong. Hehehe...:P tongue
http://img20.imageshack.us/img20/8632/img2012050601010.jpg
Suasana remang-remang di dalam Ruang Makan
20.20 Beranjak meninggalkan Rumah Makan, cukup lama waktu servis makannya. Baru beberapa langkah dari rumah makan, sebuah Purwo Widodo Mulyo body AP lawas langsung ngeblong. Meskipun sama-sama dari RM Taman Sari, mungkin Purwo Widodo sudah telat, sehingga langsung mengambil inisiatif untuk lari terlebih dulu.  Di belakang Purwo Widodo Haryanto Ocean 1525 langsung melibas kami, kalau yang ini bukan karena telat, tapi memang karena habbitnya sebagai Muriaan. Lampu kabin yang temaram menyeret sebagian besar penumpang untuk tertidur, gaya mengemudi driver tengah yang 11-12 dengan driver pinggir harus diakui memang handal dalam mengedepankan kenyamanan, terlebih jika menilik chassis RK-8 keluaran lama yang terkenal keras yang mengusung body New Travego AA1616N ini. Santoso AA1469AA “Lumintu” yang sedang bertugas menjadi seri C Lebak Bulus-Mampang-Pulo Gadung-Wonosari dengan kelas Bisnis Non AC melintas tanpa permisi terlebih dahulu melalui sisi kanan. Setelah salah satu tetangganya ini melintas, perlahan sang gajah mulai berlari kecil, Kedua bus kemudian berjalan beriringan.
20.40 konvoy kedua bis berakhir saat Sang Gajah berhenti di depan Yogya Mart Patrol untuk menaikkan dua orang lagi. 
20.47 Melintas di Eretan, jalan yang berhimpitan dengan garis pantai Jawa Barat, tampak empat buah Sinar Jaya menepi karena ada salah satu yang trouble. Salah satu dari keempat bus tersebut adalah 18J ex Batavia Express yang dulu terkenal itu.
21.28 Melintas Loh Bener, mengambil jalur baru. Kembali jarak dengan Santoso “Lumintu” mampu dirapatkan, begitu juga dengan Kompatriotnya Safari OBL Eksekutif jurusan Solo. Sempat tertinggal dala adu sprint vs Santoso, perlahan namun pasti Santoso berhasil didekati, kemudian diovertake dari kiri.=D> applause=D> applause Applause dah, Sang Gajah menang long run. Amukan gajah terus berlanjut dengan korban Handoyo front engine, Sumber Alam Ekonomi Panorama DX, Gunung Mulia Panorama 3 AD 1611.... dengan nomor absen 23. 
21.56 Masuk Tol Palimanan ekspektasiku akan “amukan Sang Gajah” mulai meninggi, namun yang terjadi justru sebaliknya, bus hanya melaju gontai di kisarang 60kph dan ada pada lajur kiri#-o d'oh!, memberi jalan lebar-lebar untuk Gunung Mulia yang tadi sudah di overtake untuk melenggang di depan. Berturut-turut di belakangnya GMS, Santoso “Lumintu”, PKProteus, dan Shantika BP Scorpion King sebelum melewati Gerbang Tol Plumbon. 
22.12 Laju bus masih belum berubah, kali ini Goodwill “Labas” body mirip Gran Aristo dan Haryanto Netral melaju kencang kali ini dari sisi kiri. Tidak melulu menjadi korban blong-blongan, Sang Gajah masih menunjukkan ke-digdayaannya atas Sumber Alam Nucleus, dan Sinar Jaya evolution RS. Muji Jaya Kuning dan Haryanto Purple menjadi bus terakhir yang kuidentifikasi membalap busku, sebelum aku bergabung dengan penumpang yang lain untuk sama-sama terlelap I-) sleepyI-) sleepy.
1.33 Melintasi Alas Roban jalur lama berbarengan dengan Dedy Jaya Purwodadi, hmm nggak bisa dikatakan terlalu pelan nih pikirku. Kembali kubangunkan Papahku, karena RM Sendang Wungu juga sudah di depan. Sampai di Rumah Makan, telah berjajar rapi berbagai macam aneka rupa gajah, ada yang berbody slempang dengan jurusan Klaten, ada pula New Marcopolo SE, dan tak ketinggalan Safari Dharma Jaya (OBL Non AC).
2.20 perjalanan kembali dilanjutkan, empat puluh menit di rumah makan kami manfaatkan untuk makan wedang ronde, eh atau minum wedang ronde yaa??? Yang jelas bayarnya cukup lima ribu rupiah per porsi tanpa ninggal rokok lhoo..=)) rolling on the floor=)) rolling on the floor..
Melintas Kalikuto sebuah evonext jadi-jadian milik PO Selamet berhasil membalap kami. Pertigaan lingkar Weleri diblong oleh Sang Gajah yang melaju lurus menuju kota Weleri, untuk kemudian berbelok menuju arah Sukorejo. Selepas pertigaan Jalan Sukorejo, kembali kami berhenti, kali ini karena OBL non AC sedang berhenti mengganti ban. Sejenak berhenti kami melanjutkan lagi perjalanan, meninggalkan OBL non AC yang sudah ditemani dua bus lainnya. Meliuk-liuk membelah hutan terasa enteng bagi Hino RK-8 ini, terlebih karena penumpang yang tidak penuh, sehingga turut mengurangi beban sang gajah dalam menaklukkan pegunungan.
Sukorejo lanjut, Candiroto lewat, Ngadirejo bablas, sepertinya kami bakal menjadi penumpang yang pertama turun. Tepat pukul 04.00 kami sampai di Pasar Kayu Parakan. Thanks to OBL “Gajah Temanggung” AA1616N. :) happy

2 komentar:

  1. Kambalan Casino & Slots | Kambalan
    Kambalan Casino kadangpintar & Slots is a leading online casino with a 1xbet korean high-quality gaming experience. Our slots are fully optimised for your mobile device and mobile 메리트카지노

    BalasHapus
  2. Jammin' Jars Casino and Hotel - JTM Hub
    Located in New 안동 출장마사지 York 나주 출장마사지 City, this boutique hotel features an indoor 서산 출장안마 pool, a seasonal outdoor pool, 서울특별 출장샵 a snack bar, and an 토토 사이트 코드 indoor pool. Rating: 3.9 · ‎16 reviews

    BalasHapus