Nah kali ini saya akan back up salah satu caper saya, yaa satu dulu. Koneksinya ngantri, dan lagi sudah malam ini. habis publish yang ini langsung deh cuci kaki teyus tidur.....ciyuuussss......
Naik Gajah ku mengantar Ayah.
6 Mei 2012
Hari minggu yang berbeda dari biasanya, Minggu-minggu sebelumnya selalu
diwarnai perburuan lawan waktu menuju ke barat. Kali ini justru ngetan dan tidak ada cerita dikejar waktu.
Percakapan seminggu sebelumnya (sudah ditranslate) :
“Pah, buat minggu depan naik Ramayana aja yaa, turun Secang, sambung bumel ke Parakan” bujukku.
“Wah kok aneh-aneh, memangnya nggak ada yang langsung Parakan?”
“Ramayana bis-nya lebih nyaman, jok-nya longgar, makannya enak, tiket
juga sama harganya” bujukku promosi, karena memang sedang kesengsem
dengan si unyu-unyu dari Muntilan itu. Padahal jujur saja,
diantara dua kandidat bus yang akan kami tumpangi, dua-duanya belum
pernah aku mencicipinya juga.
“OBL kemarin kan Papah sudah pernah....” rayuku lagi..
“Nggak..... cari yang langsung, nggak pake oper-operan”...duhhhh...... yo wis nurut daahh..
Bagaimana dengan andalanku selama ini, Santoso?? Nggak ah, sementara
prei dulu, AC Vip 7 baris seat buatan karoseri non leg rest langsung
kucoret. Orang tua harus naik minimal eksekutif, sukur-sukur dapet super
eksekutif. Lagipula tidak ada misi mengejar waktu.
Siang jelang sore itu kami berdua telah berada di resto-nya Mas Mul
Soto, sambil mengisi perut, sesekali kami menengok ke depan, kalau-kalau
bis yang akan mengangkut kami telah tiba di pelataran terminal. Setelah
makan, sejenak kami berkeliling terminal, ada Handoyo New Celcius, ada
Ramayana E3, dan sejenak kemudian muncullah sosok Gajah Temanggung yang
akan menggendong kami bertolak ke Timur. Oh ya, seingatku hari itu ada
pula Mas Ponirin yang -dikala itu- masih galau. Tumben juga kok nggak
sedang on duty menyiapkan bahan untuk membuat KiPerPon. Kalau sekarang
sih nggak usah ditanya kenapa sering perpal di Jakarta.
Kehadiran Sang Gajah segera kami dekati, yup seperti yang sudah diduga,
kali ini Hino RK-8 body New Travego Smile yang bertugas. Berbekal dua
lembar tiket untuk seat 19-20 kami check in ke dalam lambung gajah
jepang ini. Satu tas ukuran sedang langsung aku letakkan di bawah kursi
nomor 20. Kutebarkan pandangan, konfigurasi seatnya lumayan unik. Seat
kiri berjumlah enam baris, namun di depan pintu belakang masih tersedia
space untuk satu kursi lagi. Jadi jarak antar bangku masih menganut 7
baris, namun yang dipasang cuma enam. Itulah sebenarnya yang menjadikan
alasan kenapa sedari awal aku pilih seat 19-20, padahal ada seat kiri
yang lebih depan. “Mbak saya minta yang kanan ” begitulah special
requestku saat menebus tiket minggu sebelumnya. Di ruang kosong tersebut
terhampar kasur matras, mungkin untuk istirahat crew-nya.

AA1616N
Sebelum berangkat, petugas agen melakukan kontrol. Saat itu oleh mas-mas
agen kami ditawari seat 11-12 kosong, ya sudah laah, mau aja maju
. Pukul 16.35
Sang Gajah dengan nomor registrasi AA1616 N meninggalkan Terminal
Rawamangun. Tidak melewati pintu Tol Pedati, namun bus diarahkan menuju
Arion Mall, kemudian berbelok kiri menyusuri jalan Pramuka. Posisi
sandaran punggungku yang tanggung antara rebah dan tegak membuatku tidak
nyaman. Segera tangan kiriku meraba-raba lokasi biasanya tuas
recleaning seat berada. Heh??? Kok nggak ada..... kutengok tempat dimana
biasanya tuas recleaning seat berada, ya ampuunnn....!!!! tuasnya sudah
hilang!!!
, yang ada tinggal lubangnya tempat biasanya recleaning seat menyembul dari dalamnya
. Mau pindah lagi ke seat 19-20 kok repot, dan ngisin-isini. Di posisi seat nomor 20 Papahku nyaman saja karena baik recleaning seat maupun leg rest berfungsi dengan baik.



Bus masuk Tol Lingkar dalam yang kebetulan juga tidak terlalu ramai,
perangkat audio sempat berdesis sejenak, tanda akan ada yang bernyanyi.
Hmm hiburannya apa yaa?? Penasaranku. Sekian detik kemudian yang muncul
justru olah vokalnya Ayu Ting-Ting dalam lagu Alamat Palsu. Not
interested ah..

16.54 Sang gajah mulai menapaki permadani Hitam Cawang-Cikampek, sebuah
Setia Negara “Al Faruq” langsung mempecundangi dan menyisakan kepulan
asap kepada sang gajah yang sedang mengambil nafas
.
Style mengemudi driver pertama cukup kalem, tidak memforsir power
melimpah dibalik chassis hino RK-8 ini. Kendati berjalan kalem dalam
kisaran 70-80kph, bukan berarti Sang Gajah hanya menjadi bulan-bulanan.
Sumber Alam Legacy Hino RK-8 langsiran 2010 AA1503AL jurusan Klaten
berhasil dilewati dari sisi kiri. Melintasi Jatibening tampak Setia
Negara “Al Faruq” menepi, mengais penumpang yang memerlukan tempat
berteduh karena hujan turun merata. Sejurus kemudian hujan bertambah
deras menyebabkan lalu lintas di dalam Tol semakin merayap. Dalam
kepadatan lalu lintas sore itu, Sahabat Legacy dengan kode PC45 yang
membawa rombongan anak TK berhasil mengambil celah untuk melewati busku.
Dalam kepadatan lalu lintas ini snack dibagikan
.

![[]--- cook](http://mail.yimg.com/ok/u/assets/img/emoticons/emo59.gif)
17.15 melintasi KM 20, kondisi hujan mulai mereda, kecepatan dapat
ditingkatkan, meskipun masih dalam kisaran kecepatan standard. SA Bisnis
Non AC 200082 Panorama DX dan Madjoe ploduk 261 berhasil dilewati tanpa
perlawanan. Sebagian penumpang mulai menarik selimutnya. Kuamati ke
barisan kursi depan, tampak seorang anak usia 10 tahunan dengan bapaknya
yang berpotongan cepak, mirip “anggota”, sementara bangku deretan kedua
diisi rombongan makhluk halus era 70an. Agak lupa aku dengan penumpang
di seberang kami. Dari deretan penumpang depan tampak segmen pasar
Safari Dharma Raya, sepertinya kaum mapan. Bukan para pemburu waktu,
apalagi kaum kompor yang setia di barisan terdepan
.
Ada hal menarik saat kuperhatikan lantai kabin yang basah, oh ternyata
dari atas, tempat pintu emergency exit yang diatas bocor
.


17.25 Driver pinggir mengambil tiket Tol, kondisi lintasan telah
mengering, sehingga tetesan air dari emergency exit juga berhenti.
Kernet bus ini beranjak dari kursi CB, kali ini untuk mensensus tujuan
masing-masing penumpangnya. Tiba di penumpang depanku (Makhluk halus era
70an) “Kowangan, ngerti po ra??” weww.....
..galak juga nih emak-emak. Kernet muda ini hanya mengangguk, “nggih bu” jawabnya. Kami yang menyaksikan adegan itu cuma senyum
.
Sisa cerita di dalam Tol adalah Bhinneka “Dewi” ngeblong secara sadis.
Begitu pula dengan Karunia Bakti N63 new face yang masuk saat driver
pertama menjalankan aksi netral. Hiburan dari sisi blong-blongan adalah
SJ 52zx. Lanjut lagi daftar bus yang mengovertake adalah Ros In 348, MGI
m0803 koridor Bandung-Bogor. Menara Jaya “NOK DIAN” G1409BB
memperpanjang daftar bus yang ngeblong saat kami melaju santai di depan
Rest Area KM 57. Shantika Merah Bayu Furindo menjadi bus terakhir yang
menyalip kami tepat di KM 60.


Keluar Tol Cikopo bus melaju santai dengan kaca pintu kiri depan dibuka,
masuklah empat orang, yang menarik dari keempat orang itu dua orang
perempuan usia 27-30an, satu orang memakai anting besar, seperti mau
show.Lalu lintas Cikampek sore itu kurang bersahabat, bahkan bus
diarahkan masuk ke kota Cikampek.
18.24 Masih dalam kemacetan di kota Cikampek, Luragung Jaya kuning
“Layung Sari” membuka jalur, sehingga semakin memperparah kemacetan.
Dalam kemacetan ini aku memilih untuk menarik selimut, mencoba menikmati
menjadi penumpang kelas Eksekutif. Badanku kumiringkan, mencoba mencari
posisi paling nyaman di atas bangku yang tidak bisa disetel ini
.

19.33 Aku terbangun saat melintas Fly Over Pemanukan bersama HS 163
Jetbus. Lumayan juga laju sang gajah saat aku terlelap. Kubangunkan
Papahku, sebagai persiapan untuk makan malam, karena RM Taman Sari sudah
tak seberapa jauh. Masuk ruang servis makan yang remang-remang
(remang-remang karena lampu neon di dalam ruang makan ditutup dengan
kertas minyak) kami segera menuju ruang servis makan. Papahku mengambil
menu ayam goreng dua potong karena tidak tahu, eh ternyata Mbak-Mbak
yang bertugas diam saja, ah ya sudah ikutan ambil dua potong. Hehehe...


Suasana remang-remang di dalam Ruang Makan
20.20 Beranjak meninggalkan Rumah Makan, cukup lama waktu servis
makannya. Baru beberapa langkah dari rumah makan, sebuah Purwo Widodo
Mulyo body AP lawas langsung ngeblong. Meskipun sama-sama dari RM Taman
Sari, mungkin Purwo Widodo sudah telat, sehingga langsung mengambil
inisiatif untuk lari terlebih dulu. Di belakang Purwo
Widodo Haryanto Ocean 1525 langsung melibas kami, kalau yang ini bukan
karena telat, tapi memang karena habbitnya sebagai Muriaan. Lampu kabin
yang temaram menyeret sebagian besar penumpang untuk tertidur, gaya
mengemudi driver tengah yang 11-12 dengan driver pinggir harus diakui
memang handal dalam mengedepankan kenyamanan, terlebih jika menilik
chassis RK-8 keluaran lama yang terkenal keras yang mengusung body New
Travego AA1616N ini. Santoso AA1469AA “Lumintu” yang sedang bertugas
menjadi seri C Lebak Bulus-Mampang-Pulo Gadung-Wonosari dengan kelas
Bisnis Non AC melintas tanpa permisi terlebih dahulu melalui sisi kanan.
Setelah salah satu tetangganya ini melintas, perlahan sang gajah mulai
berlari kecil, Kedua bus kemudian berjalan beriringan.
20.40 konvoy kedua bis berakhir saat Sang Gajah berhenti di depan Yogya Mart Patrol untuk menaikkan dua orang lagi.
20.47 Melintas di Eretan, jalan yang berhimpitan dengan garis pantai
Jawa Barat, tampak empat buah Sinar Jaya menepi karena ada salah satu
yang trouble. Salah satu dari keempat bus tersebut adalah 18J ex Batavia
Express yang dulu terkenal itu.
21.28 Melintas Loh Bener, mengambil jalur baru. Kembali jarak dengan
Santoso “Lumintu” mampu dirapatkan, begitu juga dengan Kompatriotnya
Safari OBL Eksekutif jurusan Solo. Sempat tertinggal dala adu sprint vs
Santoso, perlahan namun pasti Santoso berhasil didekati, kemudian
diovertake dari kiri.
Applause dah, Sang Gajah menang long run. Amukan gajah terus berlanjut
dengan korban Handoyo front engine, Sumber Alam Ekonomi Panorama DX,
Gunung Mulia Panorama 3 AD 1611.... dengan nomor absen 23.


21.56 Masuk Tol Palimanan ekspektasiku akan “amukan Sang Gajah” mulai
meninggi, namun yang terjadi justru sebaliknya, bus hanya melaju gontai
di kisarang 60kph dan ada pada lajur kiri
,
memberi jalan lebar-lebar untuk Gunung Mulia yang tadi sudah di
overtake untuk melenggang di depan. Berturut-turut di belakangnya GMS,
Santoso “Lumintu”, PKProteus, dan Shantika BP Scorpion King sebelum
melewati Gerbang Tol Plumbon.

22.12 Laju bus masih belum berubah, kali ini Goodwill “Labas” body mirip
Gran Aristo dan Haryanto Netral melaju kencang kali ini dari sisi kiri.
Tidak melulu menjadi korban blong-blongan, Sang Gajah masih menunjukkan
ke-digdayaannya atas Sumber Alam Nucleus, dan Sinar Jaya evolution RS.
Muji Jaya Kuning dan Haryanto Purple menjadi bus terakhir yang
kuidentifikasi membalap busku, sebelum aku bergabung dengan penumpang
yang lain untuk sama-sama terlelap 
.


1.33 Melintasi Alas Roban jalur lama berbarengan dengan Dedy Jaya
Purwodadi, hmm nggak bisa dikatakan terlalu pelan nih pikirku. Kembali
kubangunkan Papahku, karena RM Sendang Wungu juga sudah di depan. Sampai
di Rumah Makan, telah berjajar rapi berbagai macam aneka rupa gajah,
ada yang berbody slempang dengan jurusan Klaten, ada pula New Marcopolo
SE, dan tak ketinggalan Safari Dharma Jaya (OBL Non AC).
2.20 perjalanan kembali dilanjutkan, empat puluh menit di rumah makan
kami manfaatkan untuk makan wedang ronde, eh atau minum wedang ronde
yaa??? Yang jelas bayarnya cukup lima ribu rupiah per porsi tanpa
ninggal rokok lhoo..
..


Melintas Kalikuto sebuah evonext jadi-jadian milik PO Selamet berhasil
membalap kami. Pertigaan lingkar Weleri diblong oleh Sang Gajah yang
melaju lurus menuju kota Weleri, untuk kemudian berbelok menuju arah
Sukorejo. Selepas pertigaan Jalan Sukorejo, kembali kami berhenti, kali
ini karena OBL non AC sedang berhenti mengganti ban. Sejenak berhenti
kami melanjutkan lagi perjalanan, meninggalkan OBL non AC yang sudah
ditemani dua bus lainnya. Meliuk-liuk membelah hutan terasa enteng bagi
Hino RK-8 ini, terlebih karena penumpang yang tidak penuh, sehingga
turut mengurangi beban sang gajah dalam menaklukkan pegunungan.
Sukorejo lanjut, Candiroto lewat, Ngadirejo bablas, sepertinya kami
bakal menjadi penumpang yang pertama turun. Tepat pukul 04.00 kami
sampai di Pasar Kayu Parakan. Thanks to OBL “Gajah Temanggung” AA1616N. 

Kambalan Casino & Slots | Kambalan
BalasHapusKambalan Casino kadangpintar & Slots is a leading online casino with a 1xbet korean high-quality gaming experience. Our slots are fully optimised for your mobile device and mobile 메리트카지노
Jammin' Jars Casino and Hotel - JTM Hub
BalasHapusLocated in New 안동 출장마사지 York 나주 출장마사지 City, this boutique hotel features an indoor 서산 출장안마 pool, a seasonal outdoor pool, 서울특별 출장샵 a snack bar, and an 토토 사이트 코드 indoor pool. Rating: 3.9 · 16 reviews